Distribusi Logistik ke Indonesia Timur, Ini Tantangan Berat yang Dihadapi Pedaringan

IMG 9682

Pedaringan semakin memperluas jalur layanan logistiknya. Jika biasanya hanya berkutat di Pulau Jawa, kini perusahaan yang berbasis di Jebres, Surakarta itu membidik wilayah Indonesia bagian Timur untuk mengoperasikan layanan logistiknya.

Melalui kerjasamanya dengan PT. Unilever Tbk, Pedaringan berupaya mengirimkan barang ke wilayah Indonesia Timur seperti Papua, NTT, NTB, dan Maluku. Ini pastinya bukanlah sesuatu hal mudah bagi Pedaringan.

Menurut Staf Khusus Logistik Perumda PAU “Pedaringan” Kota Surakarta, Hutomo, banyak tantangan yang dihadapi Pedaringan. “Tantangannya lebih besar. Kalau mengirim ke Sumatera gampang, kalau ngirim ke Papua sulit. Kapalnya saja sebulan hanya dua kali yang masuk,” terangnya.

Selain itu, kondisi infratruktur jalan di Indonesia bagian Timur dinilai masih kurang memadai. “Medannya tidak seperti di Jawa, jalannya belum baik, dan sebagainya,” imbuh pria yang akrab disapa Tomo.

Kendati demikian, Pedaringan optimis dapat menaklukkan semua tantangan tersebut. Gambaran teknisnya, Hutumo menjelaskan, barang dari gudang akan diangkut menggunakan truk kontainer kemudian dibawa ke Pelabuhan. Dari Pelabuhan, barang kemudian dibawa kapal ke tempat tujuan yang mereka inginkan. Setelah itu, barang pindahkan kembali ke truk kontainer untuk didistribusikan ke wilayah Indonesia Timur.

Untuk mempermudah pekerjaan, Hutomo mengaku telah menjalin kerjasama dengan beberapa agen transportasi barang (logistik) di Indonesia Timur. Dia juga telah menggandeng berbagai perusahaan pelayaran nasional. “Tiga sampai empat perusahaan yang kami ajak kerjasama. Kita pakai SPIL dan Suntrako,” katanya.

Terkait biaya logistik yang konon katanya mahal, Hutomo mengatakan sebenarnya hal itu tergantung. Jika jarak dekat, kata dia, lebih murah menggunakan jasa pengiriman Kereta Api. Tetapi apabila jarak jauh seperti Papua, lebih murah menggunakan jalur laut. “Dari Surabaya sampai Papua itu antara 15 juta sampai 25 juta untuk 1 kontainer,” ungkap Tomo.

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *