Pedaringan Memutar Otak Demi Menjaga Kestabilan Bisnis Beras
Salah satu faktor yang krusial dalam usaha pertanian adalah cuaca dan iklim. Curah hujan yang tinggi biasanya berimbas pada produksi beras yang menurun lantaran petani kesulitan mengeringkan gabah mereka.
Sebagai pemain baru dalam bisnis beras, Pedaringan pun harus berpikir keras agar usahanya tetap berjalan stabil. Manajer Operasional dan Pemasaran Perumda PAU “Pedaringan” Kota Surakarta, Helmy Yusuf mengaku telah menyiapkan beberapa tindakan untuk menghadapi cuaca buruk yang tengah melanda kota Surakarta dan sekitarnya.
Hal pertama yang telah dilakukan Pedaringan adalah menyediakan mesin pengering gabah. Helmy mengatakan telah memesan sebuah mesin khusus, hanya saja sekarang sedang dalam tahap uji coba di Solo Technopark. Dengan adanya mesin tersebut, proses pengeringan menjadi tidak bergantung pada cuaca.
Kemudian, Pedaringan juga memperluas area pembelian/penyerapan gabah. Jadi mereka tidak hanya membeli gabah dari petani di wilayah Soloraya.
“Kita sebenarnya tetap jalan seperti biasa, hanya saja kita melihat kondisi-kondisi panen di daerah lainnya. Kita beli tidak hanya di daerah Soloraya. Jadi kita melihat panennya suatu tempat dan panennya bagus,” terangnya.
Sejauh ini, Pedaringan sudah cukup baik dalam mempertahankan performanya di tengah cuaca buruk. Setidaknya, lanjut Helmi, mereka mampu memproduksi 6-8 ton gabah kering panen (GPK) menjadi beras setiap minggunya.